Saya sebenernya cenderung cuek dengan iklan yang ada di tv,
engga pernah terlalu merhatiin, jadi kalau misalnya lagi nonton tv terus
scenenya berganti iklan langsung deh saya cari chanel lain yang pas engga
kebagian iklan.*hehe *
Tapi beberapa minggu ini, ada satu iklan yang cukup menarik
perhatian saya. Setiap kali tuh iklan muncul, saya dengan setianya akan
melototin tv plus pasang kuping lebar-lebar. Engga ada yang aneh-aneh banget
sih ama iklannya. Cuma sebuah iklan simple yang kalau menurut saya memiliki
banyak hal tersembunyi yang bisa ditafsirkan dengan berbagai macam makna
(tergantung dari sudut pandang yang menonton).
Iklan yang saya maksud adalah sebuah iklan provider yang
tengah menawarkan promo paket internet, dengan mengusung tema kebebasan. Dalam
iklan ini ada beberapa kalimat si tokoh utama yang cukup menarik perhatian
saya. Berikut ini petikannya:
BEBAS itu OMONG KOSONG :
Hidup ini cuma sekali, mumpung masih muda, kita BEBAS lakukan apa saja,
(heh..tertawa sinis) asal tidak sampai jam 10 malam
Katanya kita BEBAS berekspresi
(heh..tertawa sinis) selama rok masih di bawah lutut
Kalimat-kalimat di atas bagi saya sih menarik, karena kalimat-kalimat tadi memberikan gambaran pada saya tentang makna kebebasan dari sudut pandang yang berbeda dari yang selama ini saya yakini. Kalau saya pribadi sih menangkap kesan kalau si tokoh utama dalam iklan ini ingin memiliki sebuah kebebasan absolute, sehingga dia memandang sinis terhadap aturan-aturan yang baginya adalah pengekang kebebasannya.
Hmm.. tapi benarkan sebuah kebebasan bisa bernilai mutlak?
Seorang filosof terkenal, Karl Jaspers pernah berkata, “Freedom is never real as the liberty of individuals alone. Every man is free to the extent others are. Absolute independence is impossible. Where there is freedom it struggles with unfreedom, and if unfreedom were fully overcome through the elimination of all resistances freedom itself would cease”. (Kebebasan tidak pernah nyata sebagaimana kebebasan perorangan semata-mata. Setiap orang adalah bebas sejauh orang lain pun bebas pula. Kebebasan mutlak tidaklah mungkin. Di mana ada kebebasan selalu ada pertarungan dengan ketidakbebasan sepenuhnya diatasi dengan jalan meniadakan segala halangan-halangannya maka kebebasan itu sendiri akan hilang pula).
Kebebasan mutlak
itu engga ada, karena kalau engga lagi ada aturan, manusia akan benar-benar
bebas dalam segala pengambilan keputusannya tanpa memikirkan lagi kepentingan orang
lain. Sehingga bisa saja terjadi saling tabrak dalam pencapaian kata kebebasan
itu, yang pada akhirnya tetap saja merugikan si individu. Aturan
sebenarnya bukanlah sebuah pengekang, tapi justru pelindung.
Misalnya saja aturan jam malam yang tak tertulis dari orang
tua untuk anaknya. Aturan ini ada karena orang tua begitu menyayangi anaknya,
hingga mereka khawatir jika sang anak masih berkeliaran di luar rumah di
jam-jam malam. Bukan apa-apa sih, tau sendiri dong segimana rawannya jalanan
sekarang kalau malam-malam. Kita sebagai anak memang memiliki kebebasan buat
main atau nongkrong bareng teman-teman, tapi tanpa membuat orang tua kita engga
bisa tidur semalaman karena mikirin anaknya yang belum pulang-pulang padahal
malam dah larut banget. Itu egois namanya, sob!
Jadi bagi saya bebas yang absolut itu emang bener omong
kosong, karena engga akan pernah ada kebebasan yang mutlak.Yang ada adalah kebebasan
yang bertanggung jawab yang didasari pada aturan atau norma yang ada. Untuk
apa? Ya, demi kepentingan manusia itu sendirilah. Karena bebas bukan berarti
bablas tanpa batas.
kata-kata yang di awal postingan kayanya kok gak asing ya..
BalasHapus